Tunggu regenerasi, Kawasaki C-1 digeber di penghujung usia.

Pesawat Angkut Kawasaki C-1 yang telah lama dioperasikan AU Jepang, tidak lama lagi akan memasuki masa purna tugas. Pesawat buatan Jepang yang telah dioperasikan sejak tahun 1976 ini, pada tahun 2012 mulai ditarik dan digantikan oleh pesawat produksi Jepang lainnya Kawasaki C-2.

“Sejujurnya, saya merasa kehilangan. Meskipun tidak bisa beroperasi ke luar negeri, namun saya tetap menyukai pesawat ini” tutur seorang pilot C-1. Beberapa pilot C1 yang sedih berpisah dengan pesawat kesayangannya, kini dalam proses adaptasi mengoperasikan pesawat angkut C2 dan Lockheed-Martin C-130.

C1 akan mengakhiri tugasnya, selain karena alasan usia yang sudah tua, juga karena faktor jarak jangkau yang tergolong pendek yaitu sekitar 1700 km. Pada saat perencanaan, partai oposisi menginginkan pesawat angkut dengan jarak jangkau yang lebih jauh untuk memberikan efek gentar kepada negara sekitarnya, namun partai yang berkuasa saat itu secara sengaja merancang pesawat dengan jarak jangkau yang diperpendek. Oleh sebab itu pesawat C1 tidak pernah dilibatkan dalam misi Perdamaian Dunia maupun sebagai pesawat angkut ke luar negeri. Pesawat ini hanya digunakan untuk keperluan angkut militer antar pangkalan atau bandara udara, misi kemanusian dan pada misi penanggulangan bencana di dalam negeri Jepang.

AU Jepang menghadapi permasalahan mengenai jarak jangkau pesawat angkut militer pada Mei 1972 yakni setelah pengembalian Pulau Okinawa oleh AS. Letak pulau Okinawa yang jauh dari pangkalan udara Iruma di prefektur Saitama maupun pangkalan udara lainnya dari daratan utama Jepang, menyebabkan angkutan udara militer menuju Okinawa menjadi tidak efisien. Dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan kapasitas angkut, pesawat yang digunakan harus transit untuk mengisi bahan bakar. AU Jepang yang tadinya menolak penawaran pesawat C-130 dari pemerintah AS dan mengembangkan pesawat C-1, akhirnya memutuskan ikut mengadakan pesawat C-130 juga (Jarak jangkau 4000 km).

Dalam perkembangannya, pesawat C-130 pernah digunakan dalam misi pengiriman logistik dan personil pasukan yang tergabung dalam tentara koalisi dan pasukan PBB ketika Jepang terlibat dalam misi militer membantu pemulihan Irak dalam perang melawan teroris setelah peristiwa 11 September 2001. Sementara itu, pesawat C-1 hanya digunakan untuk membantu pengiriman logistik tentara AS yang berada di Jepang, karena banyak pesawat C-130 milik tentara AS yang berpangkalan di Jepang digunakan dalam operasi melawan teroris di luar Jepang.

Meskipun memiliki jarak tempuh yang pendek, namun pesawat C-1 memiliki kelebihan mampu lepas landas dengan jarak pendek yaitu sekitar 600 meter saja. Jarak ini jauh lebih pendek dibandingkan dengan jarak yang dibutuhkan oleh pesawat C-130 (sekitar 1500 meter), sehingga pesawat C-1 mampu beroperasi sampai ke bandara kecil sekali pun. Selain itu kemampuan manuver dengan diameter putar yang kecil memungkinkan pesawat C-1 terbang secara “terrain masking” menyusuri kontur perbukitan sehingga sulit terdeteksi oleh lawan.

Agar sulit terlihat pada saat terbang di udara, pesawat C-130 yang dikirim ke Irak dicat dengan warna biru langit, sedangkan pesawat C-1 dicat loreng hijau dan coklat karena untuk digunakan di Jepang yang memiliki banyak pegunungan sehingga sulit terlihat dari pesawat pengintai.

Untuk sementara waktu “si tua” C-1 yang terpaksa dicambuk masih dapat terlihat terbang di wilayah udara Jepang mempertahankan tradisi-tradisi pesawat buatan dalam negeri sambil menunggu pesawat angkut militer penggantinya C-2 siap dioperasikan.

Sumber :

http://www.sankei.com/politics/news/160921/plt1609210001-n1.html

http://www.military-today.com/aircraft/kawasaki_c1.htm




Leave a Reply