Budaya Unik Jepang: 11 Kebiasaan Orang Jepang yang Tidak Biasa

Jepang punya budaya unik yang sangat memperhatikan sopan santun. Ada beberapa cara khusus untuk makan mie, sikap yang patut saat menerima hadiah, dan beberapa aturan tertentu yang harus diikuti agar tidak terkesan menghina tuan rumah. Rangkaian kompleks tentang peraturan-peraturan sosial dan tradisi-tradisi ini dapat sangat menyesakkan bagi para pelancong yang berkunjung ke Jepang, oleh karena itu, kita susun sebuah daftar tentang hal-hal yang paling mengejutkan bagi orang asing yang datang ke negeri ini. Berikut adalah sebelas kebiasaan orang Jepang, budaya unik Jepang yang sebaiknya kamu ketahui sebelum ke Jepang.

budaya unik jepang

hotel kapsul

1. Tidur di hotel kapsul yang tak lebih besar dari sebuah peti jenazah adalah hal biasa.

Hotel-hotel kapsul digunakan sebagai akomodasi oleh mereka yang semata-mata hanya butuh tempat untuk tidur, dan paling sering digunakan oleh para pebisnis atau mereka yang berpesta hingga larut dan ketinggalan kereta untuk pulang. Tempat tidurnya adalah kapsul-kapsul kecil yang tak begitu lebih besar dari peti jenazah. Mereka disusun bersebelahan saling menempel dan bertumpuk. Konsep ini sudah ada di Jepang sekitar tahun 1970-an, tetapi budaya unik Jepang ini sudah mulai menyebar di beberapa negara di dunia.
Hotel ini adalah alternatif yang murah untuk sebuah hotel, karena satu tempat tidur hanya $65 per-malam, tetapi harus dihindari oleh siapapun yang menderita claustrophobia (penyakit rasa takut akan ruangan yang sempit).

2. Mengeluarkan ingus di tempat umum dianggap tidak sopan.

Mengeluarkan ingus di tempat umum, (meski menggunakan sapu tangan) tidak hanya dianggap sebagai hal yang tak sopan, tetapi juga sungguh menjijikkan. Malahan, biasanya orang-orang baru menghela ingus setelah menemukan tempat yang lebih tertutup. Jika kamu sudah tak tahan harus mengeluarkan ingus, sebaiknya lakukanlah dengan pelan dan hati-hati. Orang Jepang juga merasa jijik menggunakan sapu tangan untuk mengeluarkan ingus.

3. Memberikan uang cuma-cuma dapat dianggap sebagai penghinaan.

Pemberian ‘tip’ (uang cuma-cuma) dianggap tidak sopan dan bahkan dapat dianggap merendahkan martabat. Pemberian ‘tip’ akan sering menyebabkan kebingungan dan kebanyakan orang akan mengejar kamu setelah itu untuk mengembalikan uangmu. Jika seseorang telah sungguh baik kepadamu dan kamu merasa benar-benar harus memberikan ‘tip’, situs Rough Guides menyarankan untuk memberikan hadiah kecil saja. Budaya unik Jepang ini sangatlah berbeda dengan kebanyakan kebiasaan bangsa lain dimana tip malah merupakan hal yang diharapkan bahkan justru telah menjadi semacam keharusan.

4. Berjalan sambil makan dinilai sebagai hal yang buruk.

Walaupun berjalan sambil makan sering dianggap praktis dan diterima secara luas pada banyak budaya Barat, kebiasaan ini dianggap hina di Jepang. Banyak juga yang menganggap tak sopan makan di tempat umum atau di dalam kereta. Hanya ada beberapa pengecualian pada aturan ini, termasuk fakta bahwa tidak ada masalah kita makan eskrim di jalan.

5. Ada petugas yang memang ditunjuk untuk mendorong kamu ke dalam gerbong kereta bawah tanah yang penuh sesak.

“Oshiya” atau pendorong, menggunakan seragam, sarung tangan putih, dan topi, benar-benar akan mendorong orang-orang ke dalam gerbong kereta bawah tanah yang penuh sesak pada jam-jam sibuk. Mereka dibayar untuk meyakinkan setiap orang masuk ke dalam gerbong dan tidak ada yang terjepit di pintu.

6. Orang-orang akan tidur di kereta dengan kepala bersandar di pundakmu.

Jika ada seseorang yang tertidur dengan kepalanya bersandar di pundakmu, di Jepang ini adalah perilaku yang umum dan bisa diterima. Mereka menempuh jarak yang jauh untuk pulang pergi kerja dan bekerja dengan jam kerja yang panjang serta melelahkan, oleh karena itu banyak yang sering tertidur di kereta. “Ada toleransi bahwa ketika orang disebelahmu tertidur dengan kepala bersandar di pundakmu, orang-orang akan bersikap membiarkan saja. Hal itu sudah biasa.” Sandra Barron melaporkan CNN.

budaya unik jepang

surippa

7. Ada sandal khusus untuk di toilet dan kamar mandi.

Menurut Rough Guides, ada kewajiban untuk memakai sandal khusus (disebut surippa) ketika memasuki rumah orang Jepang, restoran tradisional, kuil, dan terkadang juga saat memasuki museum maupun gedung kesenian. Pada dasarnya, setiap kamu melihat ada deretan sandal (surippa) di pintu masuk, ya sudah pakai saja. Bahkan ada sandal khusus yang diletakkan di dalam toilet/kamar mandi, jadi kamu harus melepas sandal rumah dan memakai sandal toilet (saat ke toilet).

8. Kamu wajib memberikan hadiah kepada tuan rumah.

Adalah sebuah kehormatan bisa diundang ke rumah seseorang di Jepang, dan jika itu terjadi kamu harus membawa sebuah hadiah. Hadiahnya juga mesti dibungkus indah dan rapi, dan disarankan menggunakan pita-pita yang cantik. Begitu ditawari hadiah, kamu juga tak boleh menolak. Tapi, adalah kebiasaan yang baik untuk menolaknya terlebih dahulu.

9. Menuangkan minuman ke dalam gelas sendiri dianggap tak sopan.

Adalah hal biasa di US (maupun negara-negara lain di dunia) untuk menyuguhkan minuman kepada orang lain dulu sebelum menuangnya untuk diri sendiri. Tetapi, di Jepang kamu tidak pernah diharapkan untuk menuangkan minuman ke gelas sendiri. Jika kamu sudah menuangkan minuman untuk orang lain, maka tamu lainnya akan berharap untuk melihat gelas kamu kosong dan menuangkan minum untukmu.

ramen

10. Menyeruput mie dengan suara yang cukup keras tidak hanya dianggap sebagai hal yang sopan, tetapi juga berarti kamu menikmatinya.

Menyeruput dianggap sopan di Jepang karena itu menandakan bahwa kamu menikmati kelezatan mie yang kamu makan. Faktanya, jika kamu tidak memakannya dengan suara yang cukup keras, bisa dikira kamu tidak menikmatinya. Menyeruput mie tidak semata-mata soal sopan-santun, tetapi juga untuk menghindari agar lidah tak terbakar panas. Sup dan mie di Jepang pada umumnya dihidangkan panas mengepul, panas yang cukup untuk membuat terbakar, dan menyeruput dapat membantu untuk mendinginkannya. Tetapi, tidak seperti bangsa-bangsa Asia lainnya, bersendawa di meja makan malah dianggap tidak sopan.

11. Penggunaan angka empat sedapat mungkin dihindari.

Di Jepang, penggunaan angka empat dihindari karena bunyinya sama dengan kata yang berarti kematian. Seperti halnya angka 13 pada budaya Barat, angka empat adalah betul-betul angka sial dan digunakan sesedikit mungkin. Kamu harus selalu menghindari memberikan sesuatu kepada siapapun dalam jumlah empat, karena hal itu dapat dianggap sebagai hadiah yang sangat tidak menyenangkan. Elevator-elevator tidak memiliki lantai 4, dan pada beberapa kasus yang lebih ekstrim, bahkan tidak ada lantai 40 – 49. Khususnya angka 49 adalah angka yang paling sial, bunyinya sama dengan ungkapan yang berarti “Kesakitan sampai Mati”. Kebiasaan menghindari angka 4 disebut “Tetraphobia”, merupakan hal yang umum bagi kebanyakan orang di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.

Demikian, sebelas kebiasaan orang Jepang, budaya unik Jepang yang sering mengejutkan wisatawan maupun pendatang asing yang berkunjung ke Jepang. Terkesan sangat tidak biasa di negara lain, tapi sangat biasa di Jepang.

Sumber: BusinessInsider.com (translate)




Leave a Reply