Ekiden, menjaga semangat sehat dan tradisi Jepang modern

Semakin sering kita menyaksikan, banyak orang yang sadar pentingnya kesehatan, kemudian sangat mudah kita jumpai mereka berlari-lari di pinggir jalan hingga iklan gelaran lomba lari serta foto-foto grup yang memamerkan medali finisher yang berhasil diraih. Dalam dunia lari, ada satu istilah yang cukup kental nuansa Jepang-nya, yaitu Ekiden, yang memang, dipercaya berasal dari bahasa Jepang, yaitu EKI 駅 yang artinya stasiun (kereta) dan DEN 伝 yaitu menyampaikan.

Ekiden dahulunya digunakan oleh sistem kurir pos di Jepang untuk menyampaikan barang secara berantai (relay) antar stasiun/pos yang telah ditentukan. Dalam perkembangannya kemudian, muncul layanan paket kilat yang dimulai pada era Kamakura hingga seperti sekarang ini. Lari ekiden sendiri, pada dasarnya adalah lari berantai seperti estafet, namun dengan jarak yang lebih jauh dan para pelari mengoper sebuah selempang yang disebut TASUKI, bukan tongkat serta dilaksanakan di jalanan bukan track lari di dalam stadion. Lomba lari ekiden pertama dilaksanakan pada tahun 1917, yaitu Tokyo-Tento-Kinen-Tokaido Ekiden Toho Kyoso yang meliputi 23 pos dalam jarak 516 km. Sebenarnya, perlombaan ini dimaksudkan sebagai estafet marathon, namun dirubah sesaat sebelum start menjadi lomba ekiden, yang melewati rute pos bersejarah di jalur Tokaido. Rute inilah yang kemudian menjadi dasar salah satu event Ekiden modern, yaitu Hakone Ekiden.

Di Jepang saat ini, ada berbagai jenis kegiatan model Ekiden, sesuai dengan tingkat usia, juga jumlah pelari dalam timnya. Sebagai contoh, kejuaraan ekiden nasional tingkat SMP, satu tim putri beranggotakan 5 orang untuk jarak 12 km dan tim putra 6 orang untuk 18 km. Untuk tingkat SMA, 5 pelari putri dihadapkan pada jarak Half Marathon, sedangkan tim putra berisi 7 orang pada jarak Full Marathon. Pada tingkat propinsi, jarak menjadi 48 km untuk putra, sedangkan tim putri menjadi 9 orang untuk jarak 42 km. Rekor Ekiden terjauh masih dipegang oleh Round-Kyushu Ekiden, event yang diprogramkan selama 10 hari, menempuh jarak 1.064 km!

Lalu, apa yang menjadikan ekiden ini begitu istimewa bagi orang Jepang? Bangsa Jepang dikenal sangat menjunjung tinggi tradisi dan kehormatan. Dalam lari Ekiden ini, ada semangat kebersamaan tim yang membutuhkan kepercayaan dan kerjasama serta pengaturan strategi yang tepat guna memenangkan pertandingan serta meneruskan tradisi juara bertahan. Formasi pelari di tiap segmen pos harus diatur sedemikian rupa, menyesuaikan rute yang akan ditempuh, mengingat kontur jalanan di Jepang yang banyak tanjakan maupun kelokan, ataupun menempatkan pelari yang ahli mengebut di jalur datar pantai. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa pelari segmen terakhir ekiden menjadi tumpuan tim, karena dia yang harus menyelesaikan kerja keras anggota timnya, bagaimana pun hasil mereka selama di perjalanan. Event Hakone Ekiden, menjadi event paling bergengsi, karena dilaksanakan pada tanggal 2 Januari setiap tahunnya, dimana warga Jepang sedang menikmati libur tahun baru, dan mereka berkesempatan berkumpul bersama keluarga menyaksikan tim favorit dari universitas yang berlaga di ajang tahunan tersebut. Event ini dimulai dari pusat kota Tokyo, melalui garis pantai teluk Tokyo melewati Yokohama dan berakhir di Hakone sejauh 219 km. Setiap pelari akan menempuh jarak Half Marathon (21.19 km) sambil membawa selempang kebanggaan dari universitas mereka. Dan sebagai masyarakat Jepang pada umumnya, para supporter selalu antusias menyemangati di sepanjang rute meskipun saat itu sedang dalam puncak musim dingin, dan bahkan tak jarang selama perlombaan turun hujan maupun salju, terutama menjelang finish di area kaki gunung Fuji.

sumber :

https://www.kokugakuin.ac.jp/en/article/46655 (diakses pada 15 Januari 2018)

https://ja.wikipedia.org/wiki/%E9%A7%85%E4%BC%9D%E7%AB%B6%E8%B5%B0 (diakses pada 15 Januari 2018)




Leave a Reply