Tahun lalu parlemen Jepang secara resmi telah melegalkan kegiatan perjudian dalam bentuk Casino, meski belum dijelaskan secara detail tentang kapan, berapa banyak dan siapa yang akan memegang kuasa pengaturan industri bisnis baru ini. Para pakar ekonomi memprediksi, dikaitkan dengan agenda pemerintah serta proses penyusunan regulasi, casino pertama diperkirakan tidak akan berdiri sebelum perhelatan akbar Olimpiade 2020 di Tokyo.
Jika dibandingkan dengan contoh sukses Singapura yang mulai mendirikan casino pertamanya pada 2010 dilengkapi dengan hotel mewah, fasilitas belanja dan hiburan, hingga akhirnya berhasil menjadi peringkat ketiga setelah Macau dan Las Vegas, kiranya Jepang tidak perlu terlalu bersusah payah. Apalagi, Macau dan Singapura juga masih menggantungkan pemasukan utamanya dari para pejudi asing, sedangkan Jepang sudah memiliki populasi yang luar biasa besar dengan pendapatan yang tinggi juga.
Berdasar data yang dihitung para ahli, diperkirakan Jepang akan memperoleh pendapatan dari sektor ini berkisar antara USD 5 – 25 juta pertahunnya. Sebagai perbandingan, Macau mencatatkan keuntungan kotor sebesar USD 28 juta tahun lalu. Jika Jepang mendirikan dua resort casino ini, setidaknya keuntungan USD 10 juta akan mudah diperoleh, belum lagi potensi yang didapat jika rencana pendirian casino tingkat regional seperti Hokkaido, Sendai, Naha, Nagasaki dan Miyasaki direalisasikan selain casino pusat di Tokyo dan Osaka. Memang, biaya untuk mendirikan resort tersebut kiranya sebanding dengan perkiraan laba, yang mencapai USD 8 juta untuk level pusat dan USD 2 juta di tingkat regional.
Lalu, apa yang menjadi penyebab susahnya melegalkan bisnis perjudian dengan casino ini di Jepang? Sebenarnya, Jepang telah melegalkan beberapa bisnis judi sejak lama, seperti pacuan kuda, balap sepeda, motor maupun perahu jet, dan yang paling populer, adalah mesin pachinko (perpaduan antara mesin judi slot dan pinball) yang telah mencatatkan keuntungan USD 27 juta pertahun. Meskipun begitu, pemerintah Jepang masih khawatir, dengan adanya legalisasi casino, masalah kecanduan judi akan menjadi isu utama yang langsung muncul, kemudian disusul problem pencucian uang serta peningkatan kejahatan lainnya.
Baru-baru ini, pemerintah Jepang mengumumkan wacana pembatasan main judi dengan penerbitan kartu khusus bagi mereka yang masuk ke area casino guna menghindari kecanduan seperti yang terjadi dengan pachinko. Rencananya, setiap pemain akan mendapat nomor registrasi khusus, yang kemudian akan didata untuk selanjutnya dibatasi jika yang bersangkutan dirasa terlalu sering datang ke casino. Cara lain adalah pemungutan pajak pemain dan penerapan biaya masuk bagi warga negara Jepang sendiri. Pemerintah juga berencana menerbitkan undang-undang untuk mengatur para bandar, yang berhak meminjamkan dana dalam jumlah besar kepada pemain dengan hitungan komisi. Tentunya, pembatasan ini tidak akan diberlakukan bagi pemain asing, meskipun hal ini berarti Jepang perlu merevisi aturan imigrasi mereka demi mengundang sebanyak mungkin para penjudi dari dunia internasional.
Sumber :
http://the-japan-news.com/news/article/0003772590 (diakses pada 21 Juni 2017)
https://www.bloomberg.com/politics/articles/2017-04-19/how-japan-s-bet-on-asian-casino-boom-may-play-out-quicktake-q-a (diakses pada 20 Juni 2017)