MICHIBIKI, satelit GPS Jepang untuk penunjang teknologi.

Setelah tujuh tahun sejak satelit Michibiki pertama diluncurkan, Jepang kembali merencanakan peluncuran tiga buah satelit tambahan. Satelit keempat diharapkan dapat diluncurkan pada musim gugur tahun ini, sehingga sistem penentuan lokasi Michibiki dengan empat buah satelit sudah dapat digunakan di Jepang mulai April tahun depan.

Satelit Michibiki yang dipamerkan di Pusat Antariksa Tsukuba Jepang, memiliki panjang tiga meter dan tinggi enam meter. Setelah diluncurkan dan menempati orbitnya pada ketinggian 30.000km di atas permukaan bumi, masing-masing satelit akan melintasi wilayah Jepang kurang lebih delapan jam dalam sehari. Dengan demikian diperlukan minimal empat buah satelit agar wilayah Jepang selalu dilalui oleh lebih dari satu satelit.

Michibiki memiliki tingkat akurasi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan sistem penentuan lokasi yang umum digunakan di seluruh dunia yakni GPS milik Amerika Serikat. Apabila GPS hanya memiliki tingkat akurasi sampai dengan 10 meter, penggunaan Michibiki yang dipadukan dengan GPS bisa menghasilkan tingkat ketelitian penentuan lokasi dalam hitungan sentimeter. Pemanfaatan sistem ini diharapkan dapat mendorong pengembangan teknologi di berbagai bidang khususnya teknologi kendaraan, peralatan berat dan drone.

Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan di Universitas Hokkaido yakni pengoperasian traktor tanpa manusia dalam pertanian. Dengan tingkat akurasi yang ditawarkan oleh Michibiki, pengoperasian traktor diharapkan dapat dilakukan dengan lebih akurat, bahkan bisa menghadirkan jenis teknologi pertanian baru yang mampu melakukan penanaman bibit hingga panen secara otomatis. Kehadiran teknologi ini bisa menjadi solusi bagi kekurangan tenaga kerja di bidang pertanian akibat kondisi demografi Jepang yang mengalami kelebihan penduduk usia tua.

Dalam bidang konstruksi, beberapa produsen peralatan berat Jepang saat ini sedang melaksanakan pengembangan peralatan konstruksi otomatis dengan memanfaatkan Michibiki. Bukan hanya sebagi jalan keluar masalah kekurangan tenaga kerja, pengembangan yang dilakukan diharapkan mampu melahirkan peralatan baru yang bisa melaksanakan pekerjaan berat secara otomatis.

Di bidang transportasi, ke depan Kementerian Perekonomian dan Perdagangan tidak perlu menggunakan kapal untuk mengirimkan barang ke pulau terpencil, cukup dengan menggunakan drone. November tahun lalu, uji coba pengiriman barang menggunakan drone telah dilaksanakan di Kepulauan Amanokusa prefektur Kumamoto.

Selain itu, masih banyak penerapan Michibiki dalam sistem navigasi yang dapat dikembangkan untuk membantu para lansia, orang cacat dan pejalan kaki. Kedepan Michibiki diharapkan dapat membimbing Jepang dalam menciptakan teknologi-teknologi baru yang lebih bermanfaat.

Sumber :

http://www3.nhk.or.jp/news/html/20170405/k10010938241000.html (diakses pada 9 April 2017)




Leave a Reply